Kamis, 26 Desember 2013

Flowchart

Flowchart Blog

Flowchart Rumah Sains

SD MUHAMMADIYAH SURONATAN

SD MUHAMMADIYAH SURONATAN

SD MUHAMMADIYAH SURONATAN

SD MUHAMMADIYAH SURONATAN

SD MUHAMMADIYAH SURONATAN

SD MUHAMMADIYAH SURONATAN Kelas 2A

SD MUHAMMADIYAH SURONATAN Kelas 2A

SD N GANDOK

SD N GANDOK
SD N GANDOK

SD N GANDOK

SD N GANDOK

SD N GANDOK

SD N GANDOK

Kamis, 12 Desember 2013

PETA

MENGENAL PETA

A. Arti, Pengertian atau Definisi Peta
Peta adalah gambar atau lukisan keseluruhan atau pun sebagian permukaan bumi baik laut maupun darat.

B. Macam-Macam atau Jenis-Jenis Peta
Peta dapat diklasifikasi menjadi dua / 2 jenis, yakni :
1. Peta Umum
Peta umum adalah peta yang manampilkan bentuk fisik permukaan bumi suatu wilayah. Contoh : Peta jalan dan gedung wilayah DKI Jakarta.
2. Peta Khusus
Peta khusus adalah peta yang menampakkan suatu keadaan atau kondisi khusus suatu daerah tertentu atau keseluruhan daerah bumi. Contohnya adalah peta persebaran hasil tambang, peta curah hujan, peta pertanian perkebunan, peta iklim, dan lain sebagainya.

C. Pembagian Peta
1. Peta Luas
Peta luas adalah peta yang menggambarkan suatu daerah yang luas seperti peta dunia, peta daerah amerika utara, peta benua, peta samudera, peta kutub utara dan kutub selatan, dsb.
2. Peta Sempit
Peta sempit adalah peta yang hanya menampilkan sebagian kecil suatu area. Contoh peta sempit yaitu peta desa atau pedesaan, peta kota atau perkotaan, peta gorong-gorong kampung, peta gedung, denah rumah, dan lain sebagainya.
D. Bentuk Lain Dari Peta
1. Atlas
Atlas adalah gabungan dari beberapa peta yang dikumpulkan dalam sebuah buku yang memiliki judul atlas serta jenis-jenis atlas yang ada di buku tersebut.
2. Globe
Globe atau Bola Dunia adalah suatu bentuk tiruan bola bumi yang dibuat dalam skala yang kecil untuk dapat lebih memahami bentuk asli planet bumi.

E. Berbagai Macam dan Jenis Warna Peta Beserta Artinya / Arti Warna Pada Peta
1. Warna Laut
- hijau : 0 - 200 meter dpl / ketinggian
- kuning : 200 - 500 meter dpl / ketinggian
- coklat muda : 500 - 1500 meter dpl / ketinggian
- coklat : 1500 - 4000 meter dpl / ketinggian
- coklat berbintik hitam : 4000 - 6000 meter dpl / ketinggian
- coklat kehitam-hitaman : 6000 meter dpl lebih / ketinggian
2. Warna Darat
- biru pucat : 0 - 200 meter / kedalaman
- biru muda : 200 - 1000 meter / kedalaman
- biru : 1000 - 4000 meter / kedalaman
- biru tua : 4000 - 6000 meter / kedalaman
- biru tua berbintik merah : 6000 meter lebih / kedalaman

F. Syarat-Syarat yang Wajib Ada Pada Peta
1. Judul peta
2. Skala peta
3. Lambang Peta : jalan, sungai, ibu kota, pelabuhan, batas wiayah, dll
4. garis pinggir peta
5. Petunjuk arah mata angin : utara, selatan, timur, barat , dll
Sebelumya kita lihat dulu peta indonesia:


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5p4cENLTLVI37_szgtpTxNeSLSJuZuvmo23NYZ9U2zy14hG2KLEnKLMozfjDPYZfr-tGc6mA9QWa0lvuzuqcsSuauCRVFuzfcGA9qn7BVg_i1nTvoa5hewqfZoiJpjNEZizY7Wgw0U0Q/s1600/Peta+Indonesia.jpg


Mengenal pulau kalimantan pada peta :

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRiVRXj8-feq7PSUNMYNYn8z9Csy48xukQLQ1zX6GRLXES3wxEhArJOLyp9G0XpeW2sH9SItV8EO-RHzucQ570uyCp_yvveC8m1RHqx1rJvaoMZ5gG2Rk19dFNSMbjMRXAmA3JHIPRducE/s1600/kalimantan.jpg

                                                                     



Mengenal Pulau Jawa :
http://geospasial.bnpb.go.id/wp-content/uploads/2009/12/2009-12-01_pulau_jawa_bnpb1-585x413.jpg


Belajar Batik

SEJARAH BATIK DI INDONESIA

Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerjaan Solo dan Yogyakarta.
Jadi kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerjaan Majapahit dan terus berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau sekitar tahun 1920. Adapun kaitan dengan penyebaran ajaran Islam. Banyak daerah-daerah pusat perbatikan di Jawa adalah daerah-daerah santri dan kemudian Batik menjadi alat perjaungan ekonomi oleh tokoh-tokoh pedangan Muslim melawan perekonomian Belanda.
Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.
Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri.
Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai tediri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.
Jaman Majapahit Batik yang telah menjadi kebudayaan di kerajaan Majahit, pat ditelusuri di daerah Mojokerto dan Tulung Agung. Mojoketo adalah daerah yang erat hubungannya dengan kerajaan Majapahit semasa dahulu dan asal nama Majokerto ada hubungannya dengan Majapahit. Kaitannya dengan perkembangan batik asal Majapahit berkembang di Tulung Agung adalah riwayat perkembangan pembatikan didaerah ini, dapat digali dari peninggalan di zaman kerajaan Majapahit. Pada waktu itu daerah Tulungagung yang sebagian terdiri dari rawa-rawa dalam sejarah terkenal dengan nama daerah Bonorowo, yang pada saat bekembangnya Majapahit daerah itu dikuasai oleh seorang yang benama Adipati Kalang, dan tidak mau tunduk kepada kerajaan Majapahit.
Diceritakan bahwa dalam aksi polisionil yang dilancarkan oleh Majapahati, Adipati Kalang tewas dalam pertempuran yang konon dikabarkan disekitar desa yang sekarang bernama Kalangbret. Demikianlah maka petugas-petugas tentara dan keluara kerajaan Majapahit yang menetap dan tinggal diwilayah Bonorowo atau yang sekarang bernama Tulungagung antara lain juga membawa kesenian membuat batik asli.
Langkah-langkah dalam membatik adalah sebagai berikut:
1.    Desain, adalah menggambar pola hias pada kertas gambar. Setelah itu gambar pola hias tadi dipindahkan ke kain dengan menggunakan pensil gambar.
2.    Persiapan. Hal-hal yang perlu disiapkan dalam membatik adalah bahan atau kain yang sudah digambari, lilin, pewarna, serta alat berupa canting, kuas, wajan, dan kompor atau anglo. Pertama kompor dinyalakan kemudian wajan diletakkan di atasnya, setelah itu masukkan lilin ke dalam wajan. Tunggu hingga lilin mencair.
3.    Proses. Proses membatik terdiri dari beberapa langkah, yaitu sebagai berikut:
a.    Lilin yang sudah mencair diambil dengan canting.
b.    Menuangkan lilin dalam canting melalui carat di atas permukaan kain sesuai dengan garis gambar. Kalau perlu, carat ditiup agar lilin tidak menyumbatnya.
c.    Kain diberi isen-isen (isian yang berupa titik, garis, bidang, tekstur) dengan lilin.
d.   Kain dicelupkan pada wadah yang sudah ada pewarnanya, kemudian dicelupkan pada wadah yang berisi larutan garam.
e.    Kain ditutupi dengan lilin pada bidang gambar yang dikehendaki untuk warna pertama.
f.     Kain dicelupkan pada wadah yang sudah ada pewarnanya, kemudian dicelupkan pada wadah yang berisi larutan garam.
g.    Kain ditutupi dengan lilin pada bidang gambar yang dikehendaki untuk warna kedua.
h.    Kain dicelupkan pada wadah yang sudah ada pewarnanya, kemudian dicelupkan pada wadah yang berisi larutan garam.
i.      Kain ditutupi dengan lilin pada bidang gambar yang dikehendaki untuk warna ketiga.
j.      Kain dicelupkan pada wadah yang sudah ada pewarnanya, kemudian dicelupkan pada wadah yang berisi larutan garam. Mewarnai batik dimulai dari warna yang paling muda menuju warna yang paling tua (kuning, jingga, hijau, biru, merah, coklat, merah hati, hitam). Jika menghendaki satu warna saja, cukup dicelup satu kali saja.
k.    Kain dimasukkan ke dalam dandang yang berisi air mendidih dan soda abu untuk melarutkan lilin.
l.      Menghilangkan lilin yang melekat pada kain dengan setrika yang beralaskan kertas koran.
m.  Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah itu dilipat dengan baik.
Peralatan Membatik:
1.    Canting, merupakan alat utama yang dipergunakan untuk membatik. Penggunaan canting adalah untuk menorehkan (melukiskan) cairan malam agar terbentuk motif batik.

 Canting memiliki beberapa bagian yaitu.
a.    Gagang, merupakan bagian canting yang berfungsi sebagai pegangan pembatik pada saat menggunakan canting untuk mengambil cairan malam dari wajan, dan menorehkan (melukiskan) cairan malam pada kain. Gagang biasanya terbuat dari kayu ringan.
b.    Nyamplung (tangki kecil), merupakan bgian canting yang berfungsi sebagai wadah cairan malam pada saat proses membatik. Nyamplung terbuat dari tembaga.
c.    Cucuk atau carat, merupakan bagian ujung canting dan memiliki lubang sebagai saluran cairan malam dari nyamplung. Ukuran dan jumlah cucuk can beragam tergantung jenisnya. Cucuk tersebut terbuat dari tembaga. Kondisi cucuk harus senantiasa berlubang, kalau tersumbat oleh cairan malam yang sudah mengeras, cucuk dapat dilubangi lagi dengan cara mencelupkan di cairan panas malam, sumbatan keras tersebut akan turut mencair kembali. Sedangkan bila sumbatan belum mengeras maka pelubangannya dapat dipakai dengan bulu sapu lantai.
2.    Kuas, pada umumnya kuas dipergunakan untuk melukis, dalam proses membatik kuas juga dapat dipergunakan untuk Nonyoki yaitu mengisi bidang motif luas dengan malam secara penuh. Kuas dapat juga untuk menggores secara ekspresif dalam mewarnai kain. Anda dapat mempergunakan kuas cat minyak, kuas cat air, atau bahkan kuas cat tembok untuk bidang sangat luas.
3.    Kompor minyak tanah, dipergunakan untuk memanasi malam agar cair. Pilihlah kompor yang ukurannya kecil saja, tidak perlu yang besar. Pembatik tradisional biasanya menggunakan anglo atau keren. Anglo merupakan arang katu sebagai bahan bakar. Kelemahan anglo/keren adalah asap yang ditimbulkannya berbeda dengan kompor yang tidak seberapa menimbulkan asap. Pilihlah kompor yang ukuran kecil saja, dengan diameter sekitar 13 cm, sesuai dengan besaran wajan yang digunakan. Pemanasan malam tidak membutuhkan api yang cukup besar seperti kalau kita memasak di dapur.

4.    Wajan, wadah untuk mencairkan malam menggunakan wajan, terbuat dari bahan logam. Pilihlah wajan yang memiliki tangkai lengkap kanan dan kiri agar memudahkan kita mengangkatnya dari dan ke atas kompor. Wajan yang dipakai tidak perlu berukuran besar, wajan dengan diameter kurang lebih 15 cm sudah cukup memadai untuk tempat pencairan malam.
5.    Gawangan, pada waktu membatik kain panjang, tidak mungkin tangan kiri pembatik memegangi kain tersebut. Untuk itu membutuhkan media untuk membentangkan kain tersebut, yang disebut gawangan. Disebut demikian karena bentuknya seperti gawang sepakbola, terbuat dari kayu, agar ringan dan mudah diangkat dan dipindahkan. Peralatan tersebut sudah cukup memadai untuk kegiatan membatik Anda. Memang di masa lalu ada beberapa peralatan pendukung lainnya seperti saringan, kursi kecil (dingklik) dan lipas/tepas. Tepas diperlukan untuk membantuk menyalakan api arang kayu di anglo/keren. Sekarang ini dengan adanya kompor, maka tepas tidak diperlukan dalam kegiatan membatik.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAAfmHy_oGC_nU7f1SL_rSM5ynGvBto_bet34J2vq-AfxAOsZ8uzVV61RfgyNsGW_qu7HZ2YHtcWLmWR1dunrUxTAhtnnqdwXg6kmBDnuuue79cl0lzdeAQO-FenuKv0-hG8VqM2ZgZLs/s1600/beber.jpg
6.    Nampan, nampan plastik diperlukan untuk tempat cairan campuran pewarna dan mencelup kain dalam proses pewarnaan. Pilihlah ukuran nampan yang sesuai dengan ukuran kain yang dibatik agar kain benar-benar tercelup semuanya.
7.    Panci aluminium, diperlukan untuk memanaskan air di atas kompor atau tungku dan untuk melorot kain setelah diwarnai agar malam bisa bersih. Pilihlah ukuran panci sesuai dengan ukuran kain yang dibatik.
8.    Sarung tangan, diperlukan sebagai pelindung tangan pada saat mencampur bahan pewarna dan mencelupkan kain ke dalam cairan pewarna. Selama penyiapan warna dan pewarnaan kain, pergunakanlah selalu sarung tangan karena bahan pewarna batik terbuat dari bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan kulit dan pernafasan, kecuali pewarna alami (natural).
9.    Sendok & Mangkuk, sendok makan dibutuhkan untuk menakar zat pewarna dan mangkuk plastik untuk mencampur zat pewarna tersebut sebelum dimasukkan ke dalam air. Selain itu juga diperlukan gelas untuk menakar air.

Download disini: http://www.4shared.com/file/gAQ4CF83/Belajar_Batik.html 

Refrensi:
http://pesonabatik.site40.net/Sejarah_Batik.html
http://blog-pelajaransekolah.blogspot.com/2013/05/langkah-langkah-membatik.html

Rabu, 11 Desember 2013

Soal IPA Perubahan Wujud


Isilah pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang benar!!
1.      Mencair terjadi karena adanya peubahan suhu (dingin-->panas). Contoh peristiwa mencair antara lain ? 3 contoh.
2.     Membeku, membeku merupakan peristiwa perubahan wujud benda dari cair menjadi padat. Contoh peristiwa membeku antara lain?
3.      Menguap, menguap adalah proses perubahan wujud benda dari cair menjadi gas. Contoh peristiwa menguap antara lain?
4.     Mengembun, mengembun adalah proses perubahan wujud zat dari gas menjadi cair. Contoh peristiwa mengembun antara lain?

Jjawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilih jawaban a, b, c, dan d  yang paling benar!!
1.      Kegiatan di bawah ini yang memanfaatkan proses perubahan wujud benda cair menjadi  padat yaitu peristiwa...
A. pemanasan air
B. peleburan logam
C. pembuatan es krim
D. pembuatan es kering dari korbondioksida

2. Membeku merupakan peristiwa perubahan wujud benda dari cair menjadi padat. Kegiatan yang memanfaatkan proses perubahan wujud benda dari cair menjadi padat adalah proses pembuatan es krim. Contoh peristiwa yang menunjukkan proses penyubliman yaitu...
A. gelas retak ketika diisi air panas
B. baju di jemuran kering ketika cuaca panas
C. balon pecah ketika terpapar panas matahari
D. kampir habis karena berada di tempat terbuka.

3. Menyublim adalah peristiwa perubahan zat padat menjadi gas atau sebaliknya (gas menjadi padat). Pada contoh di atas yang menunjukkan peristiwa penyubliman adalah kamper habis karena berada di tempat terbuka
Contoh perubahan wujud benda yang berupa mengembun yaitu pada peristiwa...
A. es di dalam gelas
B. mentega dipanaskan
C. kamper dibiarkan dalam lemari
D. terbentuknya butiran air pada tutup gelas

4. Mengembun adalah proses perubahan wujud zat dari gas menjadi cair. Contoh perubahan wujud benda yang berupa mengembun yaitu pada peristiwa terbentuknya butiran air pada tutup gelas
Proses menyebarnya bau harum dari minyak wangi yang diletakan di kamar merupakan 
contoh pemanfaatan perubahan wujud benda dari...
A. padat menjadi cair
B. padat menjadi gas
C. cair menjadi gas
D. cair menjadi padat

5. Menyebarnya bau harum dari minyak wangi yang diletakan di kamar merupakan contoh pemanfaatan perubahan wujud benda dari cair menjadi gas (menguap).
Contoh pemanfaatan perubahan wujud benda dari padat menjadi cair terdapat pada...
A. mentega dipanaskan di penggorengan
B. air dimasukkan ke dalam freezer
C. kamper diletakkan di dalam lemari
D. air dipanaskan terus menerus

6. Pemanfaatan perubahan wujud benda dari padat menjadi cair (mencair) terdapat pada peristiwa mentega dipanaskan di penggorengan.
Lahar panas yang mengalir dari letusan gunung berapi akan menjadi batu dan pasir jika 
telah dingin. Peristiwa ini merupakan contoh...
A. peleburan
B. pembekuan
C. penyubliman
D. pengembunan

7. Lahar panas yang mengalir dari letusan gunung berapi akan menjadi batu dan pasir jika telah dingin, peristiwa tersebut merupakan contoh peristiwa pembekuan (perubahan wujud dari cair menjadi padat) Peleburan perak merupakan salah satu contoh pemanfaatan perubahan wujud benda 
dari....
A. cair menjadi gas
B. cair menjadi padat
C. padat menjadi cair
D. padat menjadi gas
8. Pada proses peleburan perak terjadi perubahan wujud dari zat padat menjadi cair.
Saat hujan deras Nani berada di dalam mobil. Meskpun kaca depan bagian luar selalu 
dibersihkan dari air, kaca bagian dalam tetap basah. Peristiwa tersebut menunjukkan...

A. pencairan 
B. penguapan
C. pembekuan
D. pengembunan
9. Pada peristiwa di atas terjadi proses perubahan wujud benda dari gas (uap air) menjadi titik-titik air, proses tersebut dinamakan proses pengembunan.
Perubahan wujud zat dari cair menjadi padat dalam kehidupan sehari-hari terdapat pada 
peristiwa...
A. pembuatan genting
B. pengisian bahan bakar gas LPG
C. pembakaran kayu untuk kayu bakar
D. membekunya minyak kelapa pada saat udara dingin

10. Perubahan wujud zat dari cair menjadi padat (membeku) dalam kehidupan sehari-hari ditunjukkan oleh peristiwa membekunya minyak kelapa pada saat udara dingin.
Minyak asiri diperoleh dengan melalui proses penyulingan dengan mendinginkan uapnya. 
Proses pembuatan minyak atsiri memanfaatkan perubahan wujud....
A. gas menjadi cair
B. cair menjadi padat
C. padat menjadi gas
D. gas menjadi padat